PKBI Sumatera Barat Paparkan Program Inovatif “SI CADIAK” kepada Tim CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut – AFT Minangkabau
Program ini bertujuan mengelola limbah pertanian dan peternakan secara inovatif melalui teknologi sederhana dan edukasi partisipatif, sekaligus mendukung kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan keluarga. Kolaborasi ini menjadi langkah strategis dalam membangun ekosistem lingkungan yang berkelanjutan berbasis masyarakat.
Admin PKBI Sumbar
4/24/20252 min read


Padang, Kamis, 24 April 2025 – Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sumatera Barat memaparkan rencana pelaksanaan Program SI CADIAK (Sistem Inovasi Cerdas Kelola Limbah) kepada tim CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut – AFT Minangkabau. Program ini bertujuan memperkenalkan inovasi dalam pengelolaan limbah pertanian dan peternakan yang dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat, ketahanan pangan keluarga, serta perlindungan lingkungan. SI CADIAK mengusung pendekatan berbasis masyarakat dengan teknologi sederhana dan edukasi partisipatif, yang memungkinkan masyarakat mengolah limbah organik menjadi produk bernilai, seperti kompos, pakan ternak alternatif, parfum alami, kertas daur ulang, hingga energi terbarukan.
Henny Puspita Sari, perwakilan PKBI Sumatera Barat, menyampaikan bahwa pengelolaan limbah yang tidak efektif dapat berdampak buruk terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan reproduksi, terutama pada perempuan dan anak-anak yang lebih rentan terhadap polusi. Limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari air, tanah, dan udara, yang pada gilirannya dapat mengganggu kesehatan reproduksi serta kesejahteraan masyarakat. Dalam pemaparan tersebut, Sari juga mengungkapkan kekhawatiran terkait perubahan iklim global yang semakin mendesak, seperti suhu global yang naik 1,47°C pada tahun 2025 (NASA), anomali suhu Indonesia yang meningkat 0,8°C pada tahun 2024 (BMKG), serta kualitas udara yang sudah tidak sehat bagi kelompok rentan (IQAir, 2024). Selain itu, emisi karbon global yang naik sebesar 1,1% pada tahun 2023 (IEA) semakin memperburuk kondisi ekosistem dunia.
Sektor pertanian dan peternakan turut berperan besar dalam krisis iklim. Pembakaran jerami dalam pertanian menyebabkan hilangnya unsur hara penting yang menurunkan kesuburan tanah dan mencemari udara dengan partikel berbahaya. Di sisi lain, fermentasi enterik pada ternak menghasilkan metana (CH₄), gas rumah kaca yang berbahaya dan berkontribusi terhadap pemanasan global. Dampak perubahan iklim ini turut memperburuk ketahanan pangan, membatasi akses terhadap air bersih dan makanan bergizi, serta meningkatkan risiko gizi buruk, stunting, dan gangguan reproduksi, terutama pada ibu hamil dan menyusui.
Melalui SI CADIAK, PKBI Sumatera Barat menawarkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan mendorong pemanfaatan limbah menjadi sumber daya yang bernilai. Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan ketahanan pangan keluarga, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya serta memperkuat sistem pertanian berkelanjutan di tingkat rumah tangga. Kerja sama antara PKBI Sumatera Barat dan CSR Pertamina membuka ruang untuk menciptakan dampak yang lebih luas, membangun kapasitas lokal, serta mengembangkan inovasi sosial-lingkungan yang berkelanjutan.
Program ini diharapkan dapat menjadi model yang dapat diadopsi di berbagai wilayah di Sumatera Barat dan Indonesia, sebagai langkah bersama untuk mengatasi krisis iklim, mendukung kesehatan reproduksi, serta membangun ekosistem yang lebih sehat dan berkelanjutan. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada dukungan multipihak dan keterlibatan aktif masyarakat.